Kenangan cinta terindah
Dulu aku sering bertanya itu ini kepada kamu, menanyakan tumbuhan,
jenis bunga – bunga , semua yang berhubungan dengan jurusan kamu (ATPH) aku
slalu bertanya, dan dengan sabarnya kamu memberi tahu aku tentang semua itu,
saat aku ingin tahu yang seperti apa bunga krisan, kamu mencoba menjelaskan
secara detail bunga tersebut hingga aku tahu seperti apa bunga krisan itu,
bagaimana sejarahnya, berapa bulan sekali panennya, berapa harga bunganya di
pasaran, kamu ceritakan itu semuam padaku, tetapi kini semua itu hanya tinggal
kenangan, kamu lebih memilih menyerah dengan ke adaan, kamu memilih pergi dari
hidupku.
Dulu
aku juga pernah bertanya ada berapa warnakah bunga mawar, dan mengapa wanita
solehah itu slalu diibaratkan mawar berduri, kamu menjawabnya dengan senyuman,
mawar itu banyak jenisnya dan warnanya, hingga kamu menunjukan gambar mawar
yang berbeda – beda, dan kamu juga menjawab kenapa wanita yang salehah slalu
diibaratkan seindah mawar berduri, mawar itu bisa menjaga dirinya dengan duri,
maka hanya satu kumbang yang berhak saja yang dapat memiliki sang mawar
tersebut, sama halnya dengan wanita saleh ia akan menjaga auratnya dari yang
bukan muhrimnya, menjaga sentuhannya dengan yang bukan muhramnya, ia hanya
dapat disetuh oleh mahromnya saja.
Dulu setiap aku sedih kamu
ada untuk menghapus air mataku, setiap aku sendiri suaramu menemaniku, tawamu
memecahkan kesunyianku, candamu mengusir rasa sepiku, kamu menjadi pendengar
setia ceritaku, setiap aku berkeluh kesah padamu, dengan sabar dan senyuman kau
menenangkanku, tetapi saat kau dikalahkan dengan ujian, kau memilih untuk pergi
dariku, APA AKU SEDIH DAN KECEWA.?
TENTU, aku memang sedih karena orang yang
membuatku nyaman memilih pergi dariku, bagaimana pungkin tidak sedih dan
kecewaa kau itu inspirasiku, kebahagiaanku, orang yang membuatku kuat, orang
yang mengajarkanku arti sebuat pengorbanan, orang yang mengajarkan aku arti
sebuah kehidupan, orang yang memperlakukanku dengan hormat, kau itu selalu
banyak cara agar membuatku tersenyum.
kamu pernah bilang ini hanya ujian untukku
karena sebenarnya kamu hanya ingin pembukian dariku, pembuktian seperti apa
lagi yang kamu harapkan, ketulusan mana yang belum kamu lihat, kasih sayang
yang seperti apa yang kamu ingin buktikan, kesetiaan seperti apa lagi yang kamu
harapkan, semuanya sudah sejak dulu jawabannya kamu dapatkan, namun kamu belum menyadarinya,
aku memang kecewa terhadapmu kamu bisa menyakinkan orang disekelilingmu,
menjadi motipator mereka tetapi kenapa kamu tidak bisa menjadi motipator diri
kamu sendiri, Itu yang aku sayangkan.
0 komentar:
Posting Komentar